OTT (Over The Top) adalah informasi di bidang pendekatan dan pemodelan (yang diimplementasikan dalam bentuk aplikasi dan layanan aplikasi) bentuk video dan audio streaming, messaging (kirim terima pesan instan), dan jejaring sosial, memanfaatkan koneksi internet dari provider (dalam hal ini operator / telco) dan berbasis mobile. OTT (Over The Top) berjalan di Application Layer, layer teratas pada pemodelan layer TCP/IP maupun OSI.
Dilihat dari sudut pandang jaringan komputer, semua aplikasi dan layanan berbasis OTT (Over The Top) berada pada Application Layer. Umumnya aplikasi OTT (Over The Top) berjalan pada platform mobile. Misalnya pada handphone, smartphone dan PDA (Personal Digital Assistant). Namun banyak juga yang berjalan di komputer desktop. Tatap muka aplikasi umumnya menggunakan web maupun aplikasi mobile. Berikut beberapa contoh layanan dari Over The Top seperti Line, Kakao Talk, WhatsApp, Youtube Mobile, Facebook Mobile, Twitter, Google, Netflix dll. [Referensi : Definisi, Jenis dan Layanan OTT (Over The Top)]
Masuknya layanan Over The Top (OTT) ini ke Indonesia bukan tanpa sebab, seperti yang dikuti dari detik inet menurut Menurut Ketua Umum APJII, Semuel A. Pangerapan, selama tahun 2014, pengguna Internet di Indonesia tercatat sebanyak 88,1 juta, disesuaikan dengan jumlah penduduk di Indonesia yang mana pada tahun 2014 Badan Pusat Statistik mendata sedikitnya jumlah penduduk di Indonesia mencapai 252 juta. Artinya Indonesia menjadi target pasar yang patut dipertimbangkan oleh penyedia layanan Over The Top tadi . Seperti yang bisa kita lihat sekarang di sekitar kita hampir semua orang terlihat menikmati layanan Over The Top tersebut mulai dari situs pencarian, media sosial, layanan streaming video dll, Namun ternyata di lain sisi Over The Top ini seakan mencoba 'membunuh' operator di Indonesia dengan memanfaatkan celah yang ada.
Keberadaan Over The Top mendorong lalu lintas data makin tinggi serta membuat para peselancar dunia maya makin mengkonsumsi banyak data, bandwidth maupun konten. OTT sama sekali tidak bertanggungjawab terhadap kemampuan bandwidth, hak cipta / copyrights maupun redistribusi konten. Sebaliknya mereka bisa mengiklankan atau memperoleh pendapatan berdasarkan iklan atau sisipan iklan terhadap layanan mereka. Inilah yang menyebabkan ketimpangan pendatan antara OTT dan Operator Telekomunikasi khususnya di Indonesia.
Selain itu, operator dituntut meningkatkan kapasitas infrastruktur jaringan, bandwidth, uptime, maupun availability networknya. Di lain pihak mereka juga harus bersaing dengan operator lain. Layanan gratis mobile messaging adalah kasus sederhana, bagaimana konsumen akan semakin sedikit menggunakan sms (short message services) sehingga keuntungan operator semakin tergerus. Pendapatan yang diperoleh OTT pada akhirnya akan memicu perdebatan mengenai model bisnis, regulasi, teknologi, kepemilikan, maupun aspek hukum antara konsumen, pemerintah, OTT dan Operator. [Referensi : Over the Top Content (OTT) Services, jasa yang ‘membunuh’ operator]
Sebagai Mahasiswa Telekomunikasi gue melihat bahwa kemampuan Over The Top luar bisa jadi menggeser peran operator telekomunikasi. Lihat saja layanan seperti panggilan suara,video dan messaging sudah mampu disediakan oleh mereka. Bahkan beberapa dari Over The Top tadi sudah merencanakan untuk membangun infrastruktur yang tentunya membuat persaingan yang ketat terjadi. [Lihat berita Proyek Balon Internet Google di Indonesia Disorot Dunia ; Ratusan Balon Google Jadi "BTS Terbang" di Indonesia] Tentunya masih ada infrastruktur lainnya seperti jaringan fiber optik bawah laut, atau proyek besar lainnya yang semakin meningkatkan layanan mereka.
Untuk itu maka Operator Telekomunikasi, bahkan Over The Top lokal dipaksa untuk bisa bersaing dengan cara beradu layanan yang diberikan atau bahkan mencoba menggandeng OTT luar untuk digabungkan dalam paket layanan mereka. Disini juga yang perlu diperhatikan adalah kita sebagai pengguna operator telekomunikasi di Indonesia sekaligus pengguna layanan OTT mesti secara bijak melihat kondisi sekarang ini. Bijak dalam hal jangan mau hanya menikmati kenyamanan yang diberikan tanpa tau dibalik semuanya ada persaingan ketat yang terjadi. Demikian dari gue mendukung pemerintah untuk segera menyelesaikan regulasi yang tepat untuk perkembangan Over The Top luar maupun lokal sehingga tercipta win-win solution . Sembari menunggu gue dan kawan-kawan beserta senior yang bersiap untuk bergabung untuk membantu mengembangkan sektor telekomunikasi di Indonesia. *yeaah
Salam dari yang katanya mahasiswa telekomunikasi
baru tahu OTT itu apa.. informasi menarik gan...
BalasHapusIya gan sama sama, semoga bisa memberikan informasi menarik lainnya seputar teknologi ataupun telekomunikasi
Hapuswahh lengkap banget penjelasannya, masih newbie ane soal ginian. thanks
BalasHapusgpp gan, asal mau membaca perlahan pasti bisa paham hehe
Hapusnah iya gan, ane malah liatnya gara" kebanyakan perilaku konsumtif jadi seakan kalo mengganggu kesenangan mereka ya itu dianggap salah :v
BalasHapuswah beda dari yang saya duga , makasilah gan atas artikelnya
BalasHapusInni informasi baru bagi saya dan artikelnya sangat menarik.. ssukses terus gan :)
BalasHapusinfo menarik gan lanjut terus
BalasHapussangat terancam atas berita ini , Media Social selain menjadi ladang eksis juga sebagai ladang pencaharian dibidang online ,, gimana jadinya jika Medsos benar benar di blokir
BalasHapusItu juga sih gan, makanya lagi diusahakan untuk win win solutionnya dengan para CEO Social media ini atau OTT
Hapusbaru denger tentant OOT gan, nice artikel bro
BalasHapuswah semakin menarik aja nih jadi nya it di indo,
BalasHapusmasalah blokir blokir, pasti ada jalan keluarnya buat ngebuka site itu gan,
tapi semoga gak jadi lah
oh jadi itu toh kepanjangannya oot :v
BalasHapusbisa dibayangin gan kalo mereka gamau bikin kantor di indo :D bakal gabisa akses fb dll dah kita.. wkwkwk
BalasHapusbtw, artikelnya bagus (y)
Kalo ga ada socmed kita berbagi informasi lewat apa ya gan?
BalasHapustenang aja gan .. maaih banyak vpn kok hakel newmbe bkal.beterbaran dimana" share tips dan buat apk mod untuk tetep bisa exsis :)
BalasHapusGak kebayang jika tu situs2 diblokir Indonesia, apalagi Google .. hemmmm
BalasHapusNice share gan
BalasHapusDiblok mindah ke vpn kwkwkw
BalasHapusBiar pajak dari mereka juga mengalir :v
BalasHapusnice info gan hehe
BalasHapusSy jg lihat berita itu.. tp mnurt sy itu bagus biar negara luar tdk se mena mena pd negara kita
BalasHapusternyata ini toh maksud dr OTT, mantap berita nya gan...tinggal sikap para medsos gmana nantinya... hehe.. semoga ada win win solution nantinya...
BalasHapusbener gan, kita tunggu aja win win solutionnya nih hehe
Hapuswidih baru tau, ilmu baru nih thanks infonya gan
BalasHapuskeren kak buka juga blog sya
BalasHapuskeren gan
BalasHapusbtw saya kurang paham gan :v
jadi itu maksud dari oot ya gan
BalasHapusOh jadi ini OTT, btw nice info bro
BalasHapusmkaasih gan jadi saya lebih tau ott, nice info!
BalasHapusMemang OOT semacam Fb , Twiter, Google sudah menyediakan berbagai fitus yang mulai menggeser keberadaan operator dan mungkin kedepannya operator hanya berfokus pada penjualan data paket dibandingkan sms atau telepon
BalasHapusInilah OTT Yang Akan Di Blokir Pemerintah
Beberapa juga udah mulai konsen kesana gan untuk OTT lokal serta operator hehe
Hapusyg ane tau selama ini adalah OOT, baru tau ada OTT, thanks
BalasHapuswaah .. ane kalau ndak salah itu lagi booming yah pas zaman - zaman memkominfo mau blokir beberapa situs sama beberapa messenger tertentu :D .. lengkap banget di bahasnya di blog agan
BalasHapusiya bener ga, sebenarnya udah isu dari 2000an tapi emang gak pernah diangkat lagi soalnya lagi banyak kerjaan lain mungkin hahaha
Hapuswaduh masih bingung mas tentang OTT ini kalau di facebook tu maksud nya gimana ya?
BalasHapusini Saya Masih Inget, pas Juga Zaman Zaman memkominfo kan? nice infonya...
BalasHapuswah baru tau gue over top ott service (OTT) itu apa.wkwkw
BalasHapusya dipikir pikir sih emang harusnya bikin kantor di indonesia, dan juga gw baca di artikel lain bahwa media sosial gitu dapet duit dari indonesia nya banyak sekali dan tidak terkenai pajak karna ada celah hukum kata kominfo
BalasHapusNah itu dia gan, sangat disayangkan lah. Apalagi kalau emang ada oknum yang ternyata jadi pengganti menkominfo nya hehe
HapusWah dikirain OOT, tau-taunya OTT. Nice info nih :D
BalasHapusVery nice information khsusnya bagi anak2 muda....
BalasHapuswow.. baru tau nih ane gan... nice inpo gan....
BalasHapuswah kenen ni gan infonya hmm, ane bookmark dulu gan sip nigh
BalasHapus