" Apa gunanya punya jutaan piala, medali, dan pesawat, jika kau tidak dapat bersenang-senang? " [James Hunt]

Sabtu, 27 Februari 2016

Menyikapi Over The Top (OTT) Service di Indonesia

by
Beberapa hari ini gue baru aja mendapati kabar seputar Over The Top (OTT) yang mana akan di blokir Pemerintah jika tidak membuka kantor di Indonesia. Lihat saja berita berikut Facebook, WhatsApp, dan Twitter Terancam Diblokir Pemerintah ; Pemerintah Akan Paksa Facebook, Twitter, dan Google Buka Kantor di Indonesia ; Menteri Komunikasi & Informatika Rudiantara: Perusahaan Besar Enggan Buka Kantor di RI . Secara garis besar isi berita tersebut meminta para Over The Top Service untuk membuka kantornya di Indonesia dan menjadi berbadan hukum Bentuk Usaha Tetap. Namun ini tentunya menuai pro-kontra khususnya di kalangan masyarakat sebagai pengguna layanan OTT ini, dan sebelum kita lebih jauh gue bakal coba jelasin sedikit mengenai Over The Top Service .
Ilustrasi gambar dari http://abitoverthetop.com/

OTT (Over The Top) adalah informasi di bidang pendekatan dan pemodelan (yang diimplementasikan dalam bentuk aplikasi dan layanan aplikasi) bentuk video dan audio streaming, messaging (kirim terima pesan instan), dan jejaring sosial, memanfaatkan koneksi internet dari provider (dalam hal ini operator / telco) dan berbasis mobile. OTT (Over The Top) berjalan di Application Layer, layer teratas pada pemodelan layer TCP/IP maupun OSI.

Dilihat dari sudut pandang jaringan komputer, semua aplikasi dan layanan berbasis OTT (Over The Top) berada pada Application Layer. Umumnya aplikasi OTT (Over The Top) berjalan pada platform mobile. Misalnya pada handphone, smartphone dan PDA (Personal Digital Assistant). Namun banyak juga yang berjalan di komputer desktop. Tatap muka aplikasi umumnya menggunakan web maupun aplikasi mobile. Berikut beberapa contoh layanan dari Over The Top seperti Line, Kakao Talk, WhatsApp, Youtube Mobile, Facebook Mobile, Twitter, Google, Netflix dll. [Referensi : Definisi, Jenis dan Layanan OTT (Over The Top)]

Masuknya layanan Over The Top (OTT) ini ke Indonesia bukan tanpa sebab, seperti yang dikuti dari detik inet menurut Menurut Ketua Umum APJII, Semuel A. Pangerapan, selama tahun 2014, pengguna Internet di Indonesia tercatat sebanyak 88,1 juta, disesuaikan dengan jumlah penduduk di Indonesia yang mana pada tahun 2014 Badan Pusat Statistik mendata sedikitnya jumlah penduduk di Indonesia mencapai 252 juta. Artinya Indonesia menjadi target pasar yang patut dipertimbangkan oleh penyedia layanan Over The Top tadi . Seperti yang bisa kita lihat sekarang di sekitar kita hampir semua orang terlihat menikmati layanan Over The Top tersebut mulai dari situs pencarian, media sosial, layanan streaming video dll, Namun ternyata di lain sisi Over The Top ini seakan mencoba 'membunuh' operator di Indonesia dengan memanfaatkan celah yang ada.

Keberadaan Over The Top mendorong lalu lintas data makin tinggi serta membuat para peselancar dunia maya makin mengkonsumsi banyak data, bandwidth maupun konten.  OTT sama sekali tidak bertanggungjawab terhadap kemampuan bandwidth, hak cipta / copyrights maupun redistribusi konten. Sebaliknya mereka bisa mengiklankan atau memperoleh pendapatan berdasarkan iklan atau sisipan iklan terhadap layanan mereka. Inilah yang menyebabkan ketimpangan pendatan antara OTT dan Operator Telekomunikasi khususnya di Indonesia.

Selain itu, operator dituntut meningkatkan kapasitas infrastruktur jaringan, bandwidth, uptime, maupun availability networknya. Di lain pihak mereka juga harus bersaing dengan operator lain. Layanan  gratis mobile messaging adalah kasus sederhana, bagaimana konsumen akan semakin sedikit menggunakan sms (short message services) sehingga keuntungan operator semakin tergerus. Pendapatan yang diperoleh OTT pada akhirnya akan memicu perdebatan mengenai  model bisnis, regulasi, teknologi, kepemilikan, maupun aspek hukum antara konsumen, pemerintah, OTT dan Operator. [Referensi : Over the Top Content (OTT) Services, jasa yang ‘membunuh’ operator]

Sebagai Mahasiswa Telekomunikasi gue melihat bahwa kemampuan Over The Top luar bisa jadi menggeser peran operator telekomunikasi. Lihat saja layanan seperti panggilan suara,video dan messaging sudah mampu disediakan oleh mereka. Bahkan beberapa dari Over The Top tadi sudah merencanakan untuk membangun infrastruktur yang tentunya membuat persaingan yang ketat terjadi. [Lihat berita Proyek Balon Internet Google di Indonesia Disorot Dunia ; Ratusan Balon Google Jadi "BTS Terbang" di Indonesia] Tentunya masih ada infrastruktur lainnya seperti jaringan fiber optik bawah laut, atau proyek besar lainnya yang semakin meningkatkan layanan mereka.

Untuk itu maka Operator Telekomunikasi, bahkan Over The Top lokal dipaksa untuk bisa bersaing dengan cara beradu layanan yang diberikan atau bahkan mencoba menggandeng OTT luar untuk digabungkan dalam paket layanan mereka. Disini juga yang perlu diperhatikan adalah kita sebagai pengguna operator telekomunikasi di Indonesia sekaligus pengguna layanan OTT mesti secara bijak melihat kondisi sekarang ini. Bijak dalam hal jangan mau hanya menikmati kenyamanan yang diberikan tanpa tau dibalik semuanya ada persaingan ketat yang terjadi. Demikian dari gue mendukung pemerintah untuk segera menyelesaikan regulasi yang tepat untuk perkembangan Over The Top luar maupun lokal sehingga tercipta win-win solution . Sembari menunggu gue dan kawan-kawan beserta senior yang bersiap untuk bergabung untuk membantu mengembangkan sektor telekomunikasi di Indonesia. *yeaah

 Salam dari yang katanya mahasiswa telekomunikasi

Selasa, 23 Februari 2016

Akhirnya Official Wacana Online Lagi

by
Halo gaes, lama tak jumpa dengan Official Wacana yang sudah hampir setahun kosong tanpa postingan apapun [Postingan terakhir, Mei 2015 - Kontroversi Larangan Anak Main Ponsel ]. Sedikit perkenalan kalau kini Official Wacana memiliki template baru loh dan 'wacana' nya juga mau diisi dengan artikel-artikel baru. Harapannya sih bukan sekedar 'wacana' ditahun 2016, semoga aja bisa terus Nge-Blog sampai kerja dan punya anak-cucu. Sedikit bercerita kalau gue udah mulai ngeblog dari tahun 2010 hingga sekarang dengan beberapa kali naik-turun posting hingga pernah vakum beberapa waktu. Meski udah ngeblog dari tahun 2010 namun kemampuan gue juga gak jago-jago amat, cuman bisa posting, edit, atur template dan beberapa sinkronisasi aja udah.

Credit picture : rendramh.blogspot.co.id

Hmm oke, kali ini gue mau nyoba Nge-blog lagi dengan alih-alih mengisi waktu luang, pengen belajar nulis-baca sambil blogwalking bersama para blogger Indonesia maupun dunia. Mengisi waktu luang? Lu gabut banget ya bro? Engga juga sih, tapi berhubung ada lebih banyak waktu kosong dari biasanya (biasanya waktu tidur aja tersita) ya mau dimanfaatkan. Apalagi kalau diisi dengan Nge-blog yang paling membutuhkan 2-3 jam sehari tidak bakal mengganggu aktivitas gue yang lain. Lalu pengen belajar nulis-baca karena gue selama ini menyadari kemampuan nulis-baca gak pernah gue latih lagi semenjak beres Sekolah Menengah [ Pilih Mana? Blogging, Menulis Atau Membaca ]. Apalgi kata Pramoedya Ananta Toer berikut yang bikin gue semangat lagi buat belajar nulis-baca :

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah (Rumah Kaca, h. 352)” 

“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun ? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.” 

"Kita membaca untuk mengetahui bahwa kita tidak sendirian." - C. S. Lewis

"Begitu belajar membaca, engkau akan menjadi bebas untuk selamanya." - Frederick Douglass

Terakhir, salah satu hal yang gue senangi dari blogger adalah blogwalkingnya ke sesama pengguna blogger [ blogspot, tumblr, wordpress dll ]. Dimana Blogwalking menurut Wikipedia yaitu aktivitas para blogger meninggalkan tautan di blog atau situs orang lain seraya memberikan komentar. Awal perkenalan gue dengan blogwalking sekitar tahun 2011-2012, dimana dari blogwalking itulah gue pernah kenal dan dekat dengan beberapa blogger Indonesia. Meskipun sekarang gue udah lost contact dengan beberapa blogger karena saking lamanya tidak aktif lagi di dunia blog. Maka dari itu sekarang gue mau memulai blogwalking kembali untuk kembali dengan para blogger tanah air, Akhir kata selamat Ngeblog!

" Meski tidak terkenal karena bukan artis,  walau tulisan jelek bak bukan penulis, yang penting terus Ngeblog dan bahagia :) " ~ Official Wacana

Senin, 01 Februari 2016

Berjumpa Dengan Semangat Pemuda Bli Pande "Si Anak Alam"

by
Dua hari yang lalu merupakan pertama kalinya bagi saya untuk bisa bertemu dan ngobrol langsung dengan seorang Pande Putu Setiawan. Bli Pande (sapaan orang bali) atau yang lebih dikenal dengan "Si Anak Alam" ini merupakan orang Bali asal Ubud yang pernah memenangkan Penghargaan #KickAndyHeroes2014 atas prestasinya dengan Komunitas Anak AlamKomunitas ANAK ALAM merupakan sebuah organisasi nirlaba, yang terdiri dari individu-individu yang merasa bertanggung jawab untuk memberikan sumbangsih nyata memberikan segala kemampuan, pikiran, tenaga dan dirinya untuk menjadi agen perbaikan terhadap komunitas dimana ia berada. Bli Pande ini sejak tahun 2009 - Sekarang terus berjuang dalam koridor Pendidikan.

Foto bareng Bli Pande Putu Setiawan

Saat itu saya memang mengetahui kalau Bli Pande bakal mengisi Seminar di Jakarta dalam rangka perayaan Dharma Shanti. Namun saya tak mengira bakalan mendapat kabar dari kawan yang mengatakan Bli Pande akan mendarat di Bandung. Ternyata saat itu Bli Pande masih punya waktu kosong 1-2 hari sebelum mengisi seminar di Jakarta. Waktu itu dimanfaatkan untuk sedikit menjelajah kota Bandung sembari menyiapkan tenaga untuk memberikan materi katanya. Beberapa kawan saya memang dari pagi sudah menjemput Bli Pande dari bandara hingga mengajak keliling kota Bandung. Namun saya sendiri baru bisa bergabung malam hari setelah beberapa persiapan untuk kegiatan besok terselesaikan. Saya dan beberapa teman bertemu dengan Bli Pande di Pura Puser Dayeuh Siliwangi, Bandung. Mulai dari sini semangat pikiran, perkataan dan perbuatan yang positif terus bangkit.
Diskusi santai bersama Bli Pande

Malam ini kami awali dengan bersembahyang dulu mumpung lagi di Pura, barulah habis itu kami mulai berdiskusi santai. Bli Pande yang memulai diskusi dengan memperkenalkan diri beserta kisah hidupnya terutama gagasan awal Komunitas Anak Alam. Dimulai dari pengalamannya kuliah di STT Telkom, UGM hingga kesempatan mengunjungi negara lain dalam rangka studi maupun program kepemudaan. Disebuah kesempatan di program kepemudaan disana Bli Pande merasa takjub hingga menyematkan kata "gila" untuk para pemuda disana waktu itu. "Bagaimana tidak?", katanya sambil menjelaskan bahwa kegiatan para pemuda disana sangat bermanfaat dan solutif untuk rakyat dan negaranya. Salah satu diantaranya sebut saja Eunice Olsen seorang Aktris Singapura yang fokus dalam pemberdayaan wanita. Eunice bahkan meluncurkan womantalktv.asia, sebuah portal yang menampilkan video wawancara dengan wanita yang melakukan hal-hal luar biasa setiap harinya. Kemudian masih banyak lagi kegiatan-kegiatan pemuda negara lain yang sangat menginspirasi. Bagaimana dengan Indonesia? Mari kita renungi bersama sebagai Pemuda/Pemudi bangsa ini.

Terlihat jelas bahwa pemuda itu harus mampu memberanikan diri untuk kreatif dan menciptakan kebermanfaatan untuk lingkungannya bukan malah untuk dirinya sendiri. Sebagai seorang pemuda juga jangan terlalu manja, berdiam diri terhadap lingkungannya apalagi malah meresahkan lingkungannya (red: tawuran, mesum, obat-obatan terlarang, kriminal dst). Dilanjut oleh Bli Pande dengan menceritakan kegiatannya bersama pemuda/pemudi di Bali dalam komunitas maupun aksi sosialnya. Adapun beberapa diataranya seperti Konser Musik dengan tiket masuk buku tulis, dimana buku tulis ini akan digunakan untuk pendidikan oleh ribuan anak khususnya dalam asuhan Komunitas Anak Alam. Aksi lainnya ada Satu Hari Tanpa Alas Kaki yang mengkampanyekan untuk turut merasakan orang-orang yang kesehariannya tidak menggunakan alas kaki. Kemudian ada lagi Konser Lingkungan dengan tiket masuknya sumbangan sepatu dan ada lagi dengan tiket masuk buah kelapa. Begitulah semangat para pemuda/pemudi di Bali katanya yang bahkan sekarang sudah menjadi #TREN disana untuk membangun sebuah komunitas sosial.

Satu Hari Tanpa Alas Kaki 


Selain membahas mengenai pemuda, malam itu juga kami membahas mengenai Pulau Bali itu sendiri. Bli Pande menceritakan bahwa sederet permasalahan disana yang tak kunjung selesai bahkan kebanyakan diantaranya semakin memburuk. Kata orang pariwisata di Bali sangat pesat berkembang, namun tidak dengan manusia dan lingkungan disana. Sebut saja disana setiap tahunnya kehilangan ribuan hektar sawah, kebanyakan dijadikan villa, hotel, wisata atau hunian bagi warga maupun wisatawan. Kemudian kamar hotel yang berlebihan dimana hanya beberapa saja yang digunakan. Selanjutnya penduduk Bali yang sangat padat dan tidak sesuai dengan luas wilayahnya. Masih sangat banyak deretan masalah disana, bukan hanya tentang #TolakReklamasi yang saat ini Booming Membelegar + Cetar Membahana . Tentunya sangat dibutuhkan sentuhan pemuda/pemudia yang kreatif dan mengedepankan aksi yang mampu menyelesaikan deretan masalah tadi.

Pada akhir diskusi malam itu (hingga jam 1 malam), Bli Pande berpesan sekaligus mengajak pemuda/pemudi untuk berkumpul lalu bersama menciptakan kreativitas kemudian melakukan aksi untuk turut serta menyelesaikan masalah-masalah yang ada. "Gak usah mikir mau mengubah Indonesia atau Dunia dulu, coba aja lakukan yang kecil-kecil dulu ", begitu katanya. Demikian perjumpaan saya (pemuda coy) dengan Bli Pande yang semakin memacu diri saya untuk meningkatkan kualitas diri dan mampu berbuat untuk lingungan serta masyarakat. Berjumpa Dengan Semangat Pemuda Bli Pande "Si Anak Alam"


Mengingat perkataan Mark Zuckerberg yang kurang lebih
Saya pikir hanya ada satu aturan sederhana, yaitu lakukanlah sesuatu yang mudah terlebih dahulu. Dari sana kita akan mulai membuat kemajuan
Ditambah lagi dengan perkataan Henry Ford tentang semangat masa muda
Anyone who stops learning is old, whether at twenty or eighty. Anyone who keeps learning stays young