" Apa gunanya punya jutaan piala, medali, dan pesawat, jika kau tidak dapat bersenang-senang? " [James Hunt]

Selasa, 14 November 2017

Membumikan Gas Bumi Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

by
Indonesia kini berada diposisi ke empat menurut jumlah penduduknya dibawah Tiongkok, India dan USA. Keadaan ini sejalan dengan kebutuhan yang terus naik khususnya penggunaan energi. Apalagi dalam sektor industri yang mendominasi penggunaan energi di Indonesia. Sedangkan cadangan energi di Indonesia kian menipis seperti minyak bumi sekitar 18 tahun dan Gas Bumi sekitar 61 tahun kedepan. Menipisnya cadangan dan pesatnya kebutuhan tersebut harus diikuti dengan efisiensi. Dari segi penggunaan, Gas Bumi dianggap lebih murah dan juga lebih ramah lingkungan. Apalagi bila kita bisa melihat kondisi saat ini masyarakat kita dibebani dengan harga mahal minyak, padahal disisi lain ada energi murah yang melimpah malah dinikmati negara tetangga. Banyak keuntungan pula yang dapat diperoleh bila masyarakat menggunakan gas bumi atau gas ala ini. Jadi seharusnya kita di Indonesia mampu memanfaatkan sumberdaya ini sebaikn-baiknya untuk kepentingan masyarakat dan bukan segelintir orang.
(credit to: google.com)

Gas Bumi ini dapat disalurkan melalui pipa-pipa distribusi ke berbagai pengguna seperti rumah tangga, industri, pembangkit listrik, hingga komersial seperti restoran, rumah makan, umkm, SPBG bahkan rumah sakit sekalipun. Selain itu, sambungan gas ke rumah-rumah juga praktis dibandingkan LPG yang masih perlu diangkut ketika habis. Dari segi harga pun gas bumi lebih unggul sekitar 40% dari LPG dikisaran 30 ribuan. Ini tentunya akan sangat membantu kebanyakan masyarakat yang masih menengah kebawah untuk menghemat kebutuhan dapur. Selain itu juga sambungan gas rumah tangga dianggap lebih aman dari bahaya kebakaran karena tekanannya berkisar 0.2 bar (dikutip dari Finance Detik). Selanjutnya juga dalam hal penanganan kebocoran juga dapat selesai dalam 1-2 jam setelah laporan. Apalagi pelanggan gas bumi bervariasi mulai industri kecil hingga besar. Bahkan beberapa restoran, hotel dan mal-mal besar di Jakarta sudah menggunakan gas bumi sebagai pembangkit listriknya. Tidak berhenti disitu bahkan dari transportasi khususnya bajaj sudah mulai menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG). Ditambah lagi sudah adanya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) yang tersebar diberbagai daerah. Tentunya ini dapat menunjang kehidupan masyarakat luas, mendorong perekonomian masyarakat dalam pemanfaatannya. Bisa dibayangkan akan terpenuhinya kebutuhan ibu rumah tangga ataupun keluarga-keluarga rumah susun sehingga tidak susah payah lagi membayar dengan harga mahal. Menjangkau hingga masyarakat di pedesaan dan perkotaan juga.



Untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakat akan gas bumi, pemerintah melalui PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) terus berkomitmen memperluas dan menyalurkan gas bumi. PGN telah membangun infrastruktur gas bumi sepanjang 6.971 km sampai saat ini (dikutip dari Liputan6). Dengan demikian melalui pipa-pipa distribusi tersebut mampu memenuhi kebutuhan masyarakat luas dari ujung timur hingga barat Indonesia. Maka dari itu bukan tidak mungkin untuk membumikan gas bumi di Indonesia dengan mewujudkan energi pilihan yang efisien, ramah lingkungan dan aman tentunya untuk seluruh rakyat Indonesia. Semakin banyak masyarakat yang menggunakan gas bumi sedikitnya mengurangi ketergantungan pada energi impor. Dengan demikian penduduk dengan lebih dari 200 juta jiwa dapat merasakan kekayaan alam Indonesia ini yang melimpah. Sehingga mampu mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya membantu rakyat miskin di Indonesia yang mencapai 10 persen atau sekitar 20 juta jiwa. Mereka-mereka inilah yang juga memiliki hak untuk dapat menikmati kekayaan ala mini dan sekali lagi bukan hanya segelintir orang-orang yang berkuasa.